Minggu, 14 Juni 2009

RHINITIS ALERGI DAN ASMA (untuk S1 keperawatan)

Rhinitis alergi dan asma bronkhial adalah penyakit saluran pernapasan, yang disertai oleh penyempitan jalan napas (obstruksi).
Obstruksi dapat disebabkan oleh
A.pembengkakan karena radang mukosa bronkhus,
B.Penyumbatan lendir pembentukan sekret meningkat dan perubahan komposisinya
C.Bronkhokontriksi (bronkhospasme)

Rhinitis Alergika :
Adalah suatu peradangan membran mukosa hidung dan ditandai oleh bersin, gatal pada hidung, ingus yang cair dan hidung tersumbat.
Serangan tejadi karena terpapar dengan alergen sehingga sel mast yang terbungkus IgE melepaska mediator histamin dan leukotrienyang menyebabkan spasme pada bronkus.
Asma Bronkhial :
Penyakit saluran nafas dengan serangan akut dengan karakteristik ; penyempitan bronkhus dan intensitas kekurangan nafas yang tinggi.

OBAT ANTI ASMA

A.BRONKODILATOR
1.Agonis β2 Adrenergik
Contoh : Epinefrin, Isoproterenol, Metoproterenol, Terbutalin, Albuterol (salbutamol)
2.Metil xantin
Contoh : Teofilin
3.Antikolinergik
Contoh : Ipatropium

B.ANTIINFLAMASI
Kortikosteroid (AIS)
Na Kromolin (AINS)

1. Agonis β2 adrenergik

@ Agonis β2 merupakan bronkodilator poten yang merelaksasi otot polos saluran napas secara langsung, masa kerja cepat dan masa kesembuhan 4 – 6 jam, digunakan untuk asma akut.
@ Agonis β2 tidak memiliki aktivitas anti inflamasi shg tidak digunakan sbg obat tunggal untuk asma kronis.
@ Contoh : pirbuterol, terbutalin, albuterol (salbutamol)

2. Metil xantin

@ Suatu bronkodilator yang membebaskan obstruksi saluran napas pada asma kronik.
@ Mempunyai jendela teurapetik sempit dan kelebihan dosis dapat menyebabkan kejang, aritmia dan kematian. selain itu berinteraksi negatif dengan banyak obat.
@ Sehingga banyak digantikan oleh agonis β2 dan kortikosteroid.

3. Antikolinergik

Kurang efektif dibanding agonis β2 menghambat kontraksi otot polos saluran napas dan sekresi mukus.
Berguna bagi pasien yang tidak cocok oleh agonis adrenergik.
Contoh : ipatropium inhalasi, mula kerja lambat, bebas efek samping.

OBAT ANTI RHINITIS ALERGIKA

a. ANTIHISTAMIN
(antagonis reseptor H1)
Contoh ; dipenhidramin, klorfeniramin,terfenadin, astemizol dan loratadin.
b. DEKONGESTAN (Agonis α adrenergik)
Contoh ; fenilefrin, oksimetazolin
c. ANTIINFLAMASI (Kortikosteroid)
Contoh ; beklometason, flutikason, flunisolid
triamsinolon

a. Antihistamin

Antihistamin obat pilihan untuk gejala ingus cair dan bersin yang menyertai rinitis.
Kombinasi antihistamin dan dekongestan untuk gejala sumbatan hidung pada rinitis.

b. Dekongestan

Agonis α adrenergik menyempitkan arteriol yang berdilatasi pada mukosa hidung dan mengurangi resistensi saluran napas
Sediaan aerosol memberikan mula kerja cepat dan sedikit efek sistemik. Pemberian oral masa kerja panjang tapi meningkatkan efek sistemik.
Tidak boleh digunakan lebih dari beberapa hari akan menimbulkan rebound sumbatan hidung, shg tidak digunakan untuk rinitis jangka panjang.

c. Kortikosteroid

Efektif sbg sediaan semprot hidung (absorbsi sitemik minimal dan efek samping terlokalisir)
Steroid topikal lebih efektif dari pada antihistamin untuk menyembuhkan gejala hidung pada rinitis alergika dan nonalergika.

Na Kromolin

Kromolin intranasal mungkin berguna bila diberikan sebelum kontak dengan alergen.

Minggu, 07 Juni 2009

GOLONGAN OBAT ULKUS PEPTIKUM

GOL. OBAT ULKUS PEPTIKUM
PATOGENESIS
Tiga faktor utama :
ØInfeksi helicobacter pylori gram negatif.
ØSekresi HCL meningkat
ØMukosa tidak adekuat vs asam lambung

Tujuan Terapi :
ØMenghilangkan infeksi helicobacter pylori.
ØMengurangi sekresi asam lambung
ØMenetralisir asam lambung.
ØMelindungi mukosa lambung dari kerusakan.

OBAT ANTI ULKUS PEPTIKUM

1.GOLONGAN ANTIMIKROBA
AMOKSISILIN, KOMPONEN BISMUTH,
KLARITROMISIN, METRONIDAZOL, TETRASIKLIN

2.GOLONGAN PENETRALISIR ASAM LAMBUNG (Antasida)
ALUMUNIUM HIDROKSIDA, KALSIUM HIDROKSIDA
MAGNESIUM HIDROKSIDA, NATRIUM BIKARBONAT

3.GOLONGAN PELINDUNG MUKOSA
BISMUTH KOLOIDAL, SUKRALFAT, FUCOIDAN (BARU).

4.MEMPENGARUHI SEKRESI ASAM LAMBUNG
a)GOL. INHIBITOR RESEPTOR H2 HISTAMIN
contoh : SIMETIDIN, FAMOTIDIN, RANITIDIN, NIZATIDIN.
b)GOL. PROSTAGLANDIN
contoh : MISOPROSTOL
c)GOL. INHIBITOR POMPA PROTON
contoh : LANSOPRAZOL, OMEPRAZOL
d)GOL. ANTI MUSKARINIK
contoh : HIOSCIAMIN, MEPENZOLAT, PIRENZEPIN



1. GOLONGAN ANTIMIKROBA
IDENTIFIKASI :
ØBiopsi endoskopi mukosa lambung (metode invasif), tes serologi, tes pernapasan dng urea.
ØEradikasi infeksi 80% - 90% berhasil dengan kombinasi antimikroba.
ØMetoda pengobatannya : seri dua minggu dgn terapi triple antimikroba + obat anti sekretori.
Bismuth, tetrasiklin dan metronidazol
Metronidazol, amoksisilin dan klaritromisin.
ØObat anti sekretori (omeprazole paling disukai)

2. PENETRALISIR ASAM LAMBUNG
MEKANISME dan EFEK KERJA OBAT :
A.Menurunkan keasaman lambung.
Antasida merupakan basa lemah yang bereaksi + asam lambung —> membentuk air dan garam —> keasaman lambung «.
B.Mengurangi kolonisasi H. pylori
C.Merangsang sintesa prostaglandin.

ØCATATAN:
ØAlumunium hidroksida menyebabkan konstipasi, magnesium hidroksida menyebabkan diare, shg penggabungan obat ini dalam satu preparat dpt menormalkan fungsi usus.
ØAntasida yang mengandung natrium (na bikarbonat) pertimbangkan untuk pasien hipertensi dan gagal jantung kongestif.
ØDapat mengubah PH lambung dan memperlambat pengosongan lambung —> hindarkan pemberian bersamaan dengan obat lain (mempengaruhi ADME obat lain), dengan tetrasiklin membentuk kelat, meningkatkan absorbsi levodopa.

3. PELINDUNG MUKOSA (SITOPROTEKTIF)
MEKANISME KERJA OBAT:
1.SUKRALFAT
ØKompleks AL(OH)3 + sukrosa sulfat berikatan dengan glikoprotein pada mukosa lambung —> membentuk barier yang menghalangi difusi HCL dan mencegah degradasi oleh pepsin.
ØCATATAN :
ØDigunakan untuk terapi jangka panjang, sangat baik diterima oleh tubuh.
ØKarena aktivasi Sukralfat pada PH asam maka, tidak boleh diberikan bersamaan dengan antagonis H2 dan antasida.
2.BISMUTH KOLOIDAL
ØMEKANISME dan EFEK KERJA OBAT :
ØEfek antimikroba
ØMenghambat aktivitas pepsin
ØMeningkatkan sekresi mukus
ØMembungkus dan melindungi lubang ulkus dengan cara berinteraksi dengan protein jaringan mukus.
3.FUCOIDAN
ØMEKANISME dan EFEK KERJA OBAT :
ØMembentuk lapisan film yang tipis pada sel epitel lambung.
ØMeningkatkan produksi faktor pertumbuhan sel yaitu EGF (ephitelial growth factor) dan FGF (fibroblast growth factor)
ØMenghambat adhesi bakteri H. pylori.

MEKANISME PENGATURAN SEKRESI ASAM LAMBUNG



Sekresi asam lambung oleh sel parietal dikendalikan oleh
a.asetilkolin
b.histamin
c.gastrin
d.prostaglandin E2, I2

MEKANISME SEKRESI ASAM LAMBUNG
A.Ikatan reseptor + gastrin, asetilkolin —> peningkatan kadar kalsium intraselular —> aktivasi pompa proton H/K ATPase —> mensekresi HCL kedalam lumen lambung.
B.Ikatan reseptor + histamin —> aktivasi enzim adenil siklase —> aktivasi pompa proton H/K ATPase —> mensekresi HCL kedalam lumen lambung.
C.Ikatan reseptor + prostaglandin E2 dan I2 —> menghambat enzim adenil siklase —> mengurangi sekresi asam lambung.

MEKANISME KERJA OBAT
a)GOL. ANTAGONIS RESEPTOR H2
Gol. Obat antagonis reseptor H2 (simetidin, ranitidin, famotidin, nizatidin) menghambat secara kompetitif ikatan histamin dengan reseptor H2, sehingga mengurangi konsentrasi cAMP intraseluler dan mengurangi sekresi asam lambung.
b)GOL. ANALOG PROSTAGLANDIN
Misoprostol adalah analog Prostaglandin E2 dan I2 dihasilkan oleh mukosa lambung —> menghambat sekresi enzim adenil siklase —> menghambat sekresi asam lambung.
c)GOL. PENGHAMBAT POMPA PROTON
Gol. Obat ini mengikat sistem enzim H/K ATPase (pompa proton) dari sel parietal, menghambat masuknya/menekan ion hidrogen kedalam lumen lambung.
d)GOL. ANTI MUSKARINIK
Obat anti muskarinik —> kadar kalsium intraselular « —> motilitas dan sekresi asam lambung «.







ANTIBIOTIK PENGHAMBAT SINTESA ASAM FOLAT

PENGHAMBAT SINTESA FOLAT
(antagonis folat)

TINJAUAN UMUM
Asam folat → sintesa purin dan pirimidin (prekursor DNA dan RNA), pertumbuhan seluler dan reflikasi.
Asam folat → tidak ada sel tidak akan tumbuh dan membelah.
Timbul strain bakteri resisen → kombinasi antibiotik → sinergis

ANTAGONIS FOLAT
ØAsam folat dibutuhkan untuk sintesa RNA dan DNA dan untuk pertumbuhan, reflikasi sel bakteri.
Øantibiotik gol antagonis asam folat, bekerja dengan cara menghambat dan atau mereduksi asam folat.


SULFONAMIDA
ØMekanisme kerja :

ØMenghambat sintesa asam folat, dimana gol obat sulfonamid menjadi kompetitor dari PABA (prekursor asam folat) sehingga tidak dapat terbentuk asam folat.

TRIMETOPRIM
ØSering dikombinasi dengan sulfametoksazol.
ØMekasisme kerja :
ØBentuk folat aktif adalah derivat tetrahidrofolat, yaitu reduksi asam folat oleh dihidrofolat reduktase, reaksi inilah yang dihambat.

KOTRIMOKSAZOL
ØKombinasi : trimetoprim dan sulfametoksazol.
ØMekanisme kerja :
ØMenghambat sintesa tetrahidropolat (oleh trimetoprim) dan menghambat masuknya PABA kedalam asam polat (oleh sulfametoksazol). Sehingga aktivitas sinergi dan lebih poten. (Lihat gambar diatas)

PRINSIP TERAPI ANTIMIKROBA



ANTIBIOTIKA(KEMOTERAPIKA)

PENDAHULUAN
1.Penggunaan antibiotika meningkat…
2.Tapi angka morbiditas dan mortalitas penyakit infeksi masih tetap tinggi.
3.Penemuan dan pengembangan antibiotika baru makin pesat seiring IPTEK.

MASALAH PUN TIMBUL…
1.BIAYA KESEHATAN TINGGI
2.ANTIBIOTIK BERAGAM SEHINGGA CENDERUNG TIDAK RASIONAL
3.SEHINGGA BANYAK BAKTERI YANG RESISTEN
4.BANYAKNYA PILIHAN ANTIBIOTIK TIDAK MENJAMIN DAPAT DIGUNAKAN UNTUK SETIAP INFEKSI.

HARAPAN…
Dengan pemahaman tentang antibiotika, pemakaian antibiotika / kemoterapika dapat lebih rasional.

APAKAH KITA TAHU ??...
ØGangguan fungsi ginjal (akumulasi antibiotik (toksik))… lakukan pengontrolan dosis dan jadwal pemberian antibiotik.
ØEritromisin, tertrasiklin terakumulasi dihati… jangan diberikan pada pasien gangguan fungsi hati.
ØKenapa infeksi pada DM sulit diobati?..perfusi jelek shg jumlah antibiotik pada anggota tubuh bawah
ØTetrasiklin… gangguan pertumbuhan gigi dan tulang bayi dan kehamilan.
ØKloramfenikol … toksisitas sumsum tulang (bayi !!)
ØSulfonamid … defisiensi folat (bayi !!)
ØLaktasi..dosis total dapat menimbulkan masalah

SELEKSI OBAT ANTIMIKROBA
Membutuhkan pengetahuan tentang…
1.Identitas mikroba dan sensitifitasnya terhadap antimikroba ttt.
2.Tempat infeksi.
3.Keamanan antimikroba.
4.Faktor pasien.
5.Biaya pengobatan

Pasien sakit berat ???
Penundaan pengobatan berakibat PATAL!
Membutuhkan TERAPI EMPIRIK !
Memberikan obat sesegera mungkin yang dapat melawan mikroorganisme gram positif dan gram negatif.

TERAPI EMPIRIK
1.Pasien sakit berat akut :dengan infeksi tidak diketahui penyebabnya.
§…pasien neutropenia (menurun jumlah netrofil)
§…pasien sakit kepala berat, kaku kuduk dan sensitif terhadap cahaya lampu (gejala meningitis) perlu diobati segera!
§…terapi dimulai, spesimen untuk tes lab sdh diambil, tapi hasil kultur belum (perlu 3 hari)
2.Menseleksi suatu obat.
§Tidak ada data sensitifitas untuk infeksi tsb.
§Catat riwayat pasien :
§…pernah di opname atau hanya berobat jalan, apakah pasien mempunyai tanggap imun lemah, catatan perjalanan penyakit dan umur pasien.
§…terapi empirik bisa dimulai.
§…PANDUANNYA,,strategi terapi untuk penyebab infeksi tidak diketahui.


BAGAN MIKROORGANISME













Klasifikasi antibiotik
lBersifat bakteriostatik. Mencegah pertumbuhan kuman tidak membunuh.
lContoh : Sulfonamid, tetrasiklin, chloramfenicol, eritromisin, klindamicin, dll.
lBersifat bakterisid. Membunuh kuman
lContoh : Penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotri, rifam, inh

Klasifikasi antibakteri…
1.Narrow spectrum
lBekerja pada mikroorganisme tunggal atau mikroorganisme ttt.
l…INH hanya aktif untuk mikobakteria.
2.Extended spectrum
lAktif pada gram positif dan sebagian gram negatif
l…ampisilin
3.Broad spectrum
lMempengaruhi spesies mikroba scr luas, merubah flora bakteri normal shg menimbulkan superinfeksi.
l…kloramfenikol dan tetrasiklin.

KOMBINASI ANTIBIOTIK
lKeuntungan :
lKombinasi β laktam untuk kuman positif (cefadrosil…) dan aminoglikosida untuk kuman negatif (gentamisin…) → sinergis
lKerugian :
lAntibiotik bakteriostatik mempengaruhi kerja antibiotik bakterisid.
lSuperinfeksi : perubahan flora normal pada sal nafas atas, intestinal, traktus genitalius shg tumbuh bakteri dan jamur resisten. sulit diobati.

ANTIBIOTIK PROFILAKTIK
lDefinisi : Penggunaan AB untuk pencegahan bukan untuk pengobatan infeksi.
lSituasi klinik yg memerlukan AB profilaktik :
lPencegahan TBC untuk individu dekat penderita.
lProsedur sebelum pembedahan usus untuk mencegah infeksi
lIbu HIV dengan zidovudin untuk melindungi bayi

Klasifikasi antibakteri (akan dibahas…)


1.Penghambat sintesa folat (antagonis folat). Contoh…
2.Penghambat sintesa dinding sel. Contoh…
3.Penghambat sintesa protein. Contoh…
4.Penghambat sintesa asam nukleat. Contoh…

KEPATUHAN MINUM OBAT (COMPLIANCE)

KEPATUHAN MINUM OBAT
(COMPLIANCE)

DEFINISI KEPATUHAN
Perilaku pasien yang mentaati semua nasihat dan petunjuk yang dianjurkan oleh kalangan tenaga medis, seperti dokter dan apoteker. Segala sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pengobatan, salah satunya adalah kepatuhan minum obat. Hal ini merupakan syarat utama tercapainya keberhasilan pengobatan yang dilakukan.

DEFINISI CORCONDANCE
Adalah suatu proses pengobatan, dimana pasien dan tenaga kesehatan menjadi mitra bersama dalam mencapai solusi terbaik untuk setiap masalah kesehatan yang dihadapi pasien. Pasien dan tenaga kesehatan membuat kesepakatan bersama tentang pengobatan dan perawatan masalah kesehatan yang dihadapi oleh pasien.

CARA MENINGKATKAN KEPATUHAN
1.Memberikan informasi kepada pasien akan manfaat dan pentingnya kepatuhan untuk mencapai keberhasilan pengobatan.
2.Mengingatkan pasien untuk melakukan segala sesuatu yang harus dilakukan demi keberhasilan pengobatan melalui telepon atau alat komunikasi lain.
3.Menunjukan kepada pasien kemasan obat yang sebenarnya atau dengan cara menunjukan obat aslinya.
4.Memberikan keyakinan kepada pasien akan efektivitas obat dalam penyembuhan.
5.Memberikan informasi resiko ketidakpatuhan.
6.Memberikan layanan kefarmasian dengan observasi langsung, mengunjungi rumah pasien dan memberikan konsultasi kesehatan
7.Menggunakan alat bantu kepatuhan seperti multikompartemen atau sejenisnya.
8.Adanya dukungan dari pihak keluarga teman dan orang – orang disekitarnya untuk selalu mengingatkan pasien, agar teratur minum obat demi keberhasilan pengobatan.
9.Apabila obat yang digunakan hanya dikonsumsi sehari satu kali, kemudian pemberian obat yang digunakan lebih dari satu kali dalam sehari mengakibatkan pasien sering lupa, akibatnya menyebabkan tidak teratur minum obat.

JENIS – JENIS KETIDAKPATUHAN (NON COMPLIANCE)
Ketidakpatuhan yang disengaja
( intentional non compliance )
Ketidakpatuhan yang tidak disengaja
(unintentional non compliance )

Ketidakpatuhan yang disengaja ( intentional non compliance )
1.Keterbatasan biaya pengobatan
2.Sikap apatis pasien
3.Ketidakpercayaan pasien akan efektivitas obat

Ketidakpatuhan yang tidak disengaja (unintentional non compliance )
1.Pasien lupa minum obat
2.Ketidaktahuan akan petunjuk pengobatan
3.Kesalahan dalam hal pembacaan etiket

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKPATUHAN PASIEN ( NON COMPLIANCE )
Lima faktor yang perlu diperhatikan untuk menghindari ketidakpatuhan pasien adalah ;
1.Penyakit pasien
2.Individu pasien
3.Sikap dokter
4.Obat yang diberikan
5.Lingkungan pengobatan

AKIBAT NON COMPLIANCE
A.Bertambah parahnya penyakit atau penyakit cepat kambuh lagi
B.Terjadi toksisitas
C.Keracunan

PERAN APOTEKER DALAM KASUS NON COPLIANCE
Apoteker sebagai drug informer
Sumpah apoteker “ kesehatan pasien senantiasa akan saya utamakan “

CARA MENGETAHUI NON COMPLIANCE
1.Melihat hasil terapi secara berkala
2.Memonitor pasien kembali datang untuk membeli obat pada periode selanjutnya setelah obat itu habis
3.Melihat jumlah sisa obat
4.Langsung bertanya kepada pasien mengenai kepatuhannya terhadap pengobatan.

MENGUKUR TINGKAT KEPATUHAN
1.Metoda pengukuran langsung ( pengukuran konsentrasi obat atau metabolitnya dalam darah atau urin )
2.Metoda pengukuran tidak langsung meliputi wawancara dengan pasien, penilaian hasil pemeriksaan klinis.