Senin, 22 Februari 2010

BAB IV
Hormon Adrenal (Kelenjar Anak Ginjal)

Korteks adrenal dibagi dalam tiga zona yang mensintesis berbagai steroid dari kolesterol dan mensekresinya.
Bagian paling luar disebut Zona glomerulosa dan bagian ini mensintesa hormone jenis mineralokortikoid (misalnya hormon aldosteron) yang Berperan dalam keseimbangan air dan elektrolit, produksi aldosteron dipengaruhi oleh sistem Renin-Angiotensin.
Zona ini tidak begitu dipengaruhi oleh ACTH (kortikotropin) dari kelenjar hipofisis , peningkatan kadar aldosteron tidak menyebabkan penghambatan ACTH (kebalikan dari hormon kortisol)
Bagian tengah disebut Zona fasciculate, mensintesa Glukokortikoid (misalnya hormon kortikol atau hidrokortison), Berperan terutama dalam metabolisme normal dan resistensi terhadap stres. Hormon glukokortikoid ini bertindak sebagai penghambat umpan balik sekresi ACTH (kortikotropin) dan CRH. Sehingga sekresinya sangat dipengaruhi oleh ACTH, peningkatan kortisol menyebabkan penghambatan ACTH.
Bagian dalam adalah Zona retikularis, zona ini mengeluarkan androgen adrenal. Androgen (termasuk hormon steroid) dalam jumlah sedikit disintesa di zona faciculata anak ginjal (dan paling banyak disintesa di sel leydig testis)
Selain korteks terdapat juga bagian medula adrenal yang mensintesa neurotansmiter adrenalin.

Sintesa dan sekresi hormon kortikosteroid
1. Sintesa dimulai dari hipotalamus yang melepaskan CRH (hormon pelepas kortikotropin).
2. Kemudian hipofisis akan mensekresi ACTH (kortikotropin) sebagai respon terhadap hormon kortikotropin hipotalamus (CRH).
3. ACTH mempengaruhi pembentukan hormon kelenjar adrenal yang berbeda pada setiap zona di adrenal (Mineralokortikoid=aldosteron, Fasciculata=kortikosteroid, hormon androgen).
4. Glukokortikoid bertindak sebagai penghambat umpan balik sekresi ACTH (kortikotropin) dan CRH.
5. Keadaan Stress akan meningkatkan sekresi CRH di hipotalamus. (lihat gambar 4.1)
Hipotalamus
Hipofisis
CRH

ACTH
Zona Glomerulosa
Zona Fasikulata
Zona Retikularis
aldosteron
kortisol
androgen
stress
+Gambar 4.1

Efek hormon korteks adrenal
Glukokortikoid
Salah satu hormon jenis glukokortikoid adalah hormon kortisol. Efek dari hormon glukokortikoid adalah :
a. Menimbulkan metabolisme perantara normal, Glukokortikoid membantu glukoneogenesis (pembentukan energi dari non gula).
b. Meningkatkan resistensi terhadap stres, glukokortikoid memberikan energi untuk melawan stres (infeksi, trauma, ketakutan)
c. Merubah kadar sel darah dalam plasma, mendistibusikan eosinofil,basofil,monosit,limfosit ke jaringan limfoid shg menurun di plasma (kemampuan melawan infeksi) dan meningkatkan kadar Hb,eritrosit,trombosit dan leukosit.
d. Efek antiinflamasi
e. Mempengaruhi system mekanisme umpan balik.

mineralokortikoid
salah satu hormone mineralokortikoid adalahHormon Aldosteron, yang berperan membantu kontrol volume cairan tubuh dan konsentasi elektrolit, terutama Natrium dan Kalium.

Penggunaan terapi glukokortikoid
a. Terapi substitusi Pada insufiensi adrenokortikoid Primer (penyakit addison)
Penyakit addison terjadi karena kekurangan kortisol, dengan gejala rasa letih, kurang tenaga, otot lemah.
Dosis terapi yang digunakan 2/3 pagi dan 1/3 sore (sesuai kadar normal). Sekresi Kortisol dalam tubuh meningkat pada jam 8 pagi dan menurun sepanjang hari, kemudian terendah pada jam 1 malam.
b. Menghilangkan gejala peradangan (kalor,rubor,dolor) dengan cara meningkatkan konsentrasi leukosit, menurunkan konsentrasi limfosit,basofil,eusinofil,monosit. Menghambat kemanpuan leukosit dan makropagh terhadapantigen.
c. Pengobatan alergi

Golongan glukokortikoid sering digunakan untuk diagnosa hipersekresi glukokortikoid (Sindrom Cushing), dengan efek sense of well being memberikan rasa nyaman dan segar.

Indikasi kortikosteroid
1 Untuk Asma hebat
2 Untuk Radang usus akut (colitis ulcerosa, peny crohn)
3 Dapat digunakan sesudah transplatasi jaringan
4 Pada penyakit Kanker, setelah radiasi X ray,antiemetikum

Interaksi kortikosteroid
Interaksi Kortikosteroid VS antasida, antikoagulan, aspirin,barbiturat.

Efek samping
Efek samping kortisol nampak pada penggunaan lama serta dosis tinggi (> 50 mg/hari), efek yang terjadi antaralain :
1 Terjadi gangguan penyembuhan luka, sehingga menyebabkan peningkatan resiko infeksi.
2 Euporia atau kegembiraan yang berlebihan.
3 Hipertensi dan udema
4 Terjadi keseimbangan kalsium negatif sehingga dapat memicu osteoporosis.
5 Efek samping Ulkus peptikum dikarenakan adanya luka yang tertunda karena penggunaan golongan kortikosteroid.
6 Retensi cairan di jaringan, sehingga menimbulkan naiknya BB dengan cepat dan pada wajah spesifik terlihat moon face.
7 Pada kaki dan tangan bagian atas menjadi gemuk karena penumpukan lemak di bahu dan tengkuk.
8 Efek kulit, menjadi tipis sehingga mudah luka.
Kortikosteroid sintetis
Tujuan pembuatan kortikosteroid sintetis untuk memperkut efek glukokortikoid dan efek anti radang, serta menghilangkan efek mineralokortikoidnya.
Berdasarkan struktur kimia kortikosteroid sintetik antara lain, Golongan deltakortikoid, seperti Predniso(lo)n, daya glukokortikoidnya 5x lebih kuat, daya mineralokortikoidnya lebih ringan, lama kerjanya 2x lebih lama.
Golongan fluorkortikoid, seperti Betametason, deksametason, triamsinolon. Daya glukokortikoidnya dan anti radang 10 -30x lebih kuat, daya mineralokortikoidnya praktis hilang. Efek kerjany dapat bertahan 3 – 5x lebih lama.
Berdasarkan masa kerjanya golongan kortikosteroid dibagi menjadi kerja singkat, kerja sedang dan kerja lama.
Kortikosteroid kerja singkat dengan masa paruh < 12 jam, yang termasuk golongan ini adalah kortisol/hidrokortison, kortison, kortikosteron, fludrokortison
Kortikosteroid kerja sedang dengan masa paruh 12 – 36 jam, yaitu metilprednisolon, prednison, prednisolon, dan triamsinolon.
Kortikosteroid kerja lama dengan masa paruh >36 jam, adalah parametason, betametason dan deksametason.

Penghambat adrenokortikosteroid
Adalah golongan obat yang bekerja menghambat obat kortikosteroid.
a. Metirapon, untuk pengobatan sindrom cushing, cara kerja metirapon yaitu mempengaruhi sintesis kortikosteroid.
b. Aminoglutetimid, digunakan sebagai terapi kanker payudara dengan cara mengurangi sekresi androgen dan estrogen, digunakan bersama deksametason. Mekanisme kerjanya dengan jalan menghambat konversi kolesterol menjadi pregnolon.
c. Ketokonazol, menghambat dengan kuat sintesis hormon gonad dan hormon steroid adrenal. Bisa digunakan untuk pengobatan sindrome cushing.
d. Mifepriston, merupakan antagonis kuat glukokortikoid.
e. Spironolakton, bekerja dengan cara bersaing dengan reseptor Mineralokortikoid sehingga menghambat reabsorbsi natrium di ginjal.spironolakton juga bekerja menghambat sintesis aldosteron dan testosteron.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar